Jaringan Toko Online Bin Muhsin Group - JUAL GAMAT EMAS, TERIPANG EMAS TERBAIK DUNIA

Tampilkan postingan dengan label TESTIMONI PENYAKIT LUPUS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TESTIMONI PENYAKIT LUPUS. Tampilkan semua postingan

Jumat, 24 Desember 2010

SEMBUHKAN LUPUS DENGAN GAMAT

Dengan ekstrak gamat emas , reaksi pengobatan beberapa kali lebih cepat dari gamat biasa.Prof. Madya DR. Hassan Yaacob dan tim dari Universitas Kebangsaan Malaysia selama 7 tahun telah melakukan penelitian terhadap khasiat ekstrak gamat. Penelitian dilanjutkan dengan kerja sama dengan Universitas Kyoto dan Universitas Nihon, Tokyo. Gamat telah terbukti banyak sekali manfaatnya bagi kesehatan. Penemuan tersebut dipatentkan pada FDA dengan No. FKY2102Bisa dibeli online di www.binmuhsingroup.com. UNTUK PEMESANAN HUBUNGI BIN MUHSIN HP: 085227044550 Tlp: 021-91913103 SMS ONLY: 081213143797@MyYM @MyFacebook @MyTwitter @MyYuwie @MyFriendster binmuhsin_group@yahoo.co.id
===

APA PENYAKIT LUPUS ITU?

BUKAN PENYAKIT KETURUNAN

Seabad lalu, penyebab penyakit ini diperkirakan adalah karena faktor keturunan, selain faktor hormon dan lingkungan (seperti stres, sinar matahari, infeksi, makanan dan obat-obatan). Namun, kini disimpulkan para ahli bahwa penyebab dari penyakit Lupus adalah bukan merupakan penyakit keturunan!

Penyakit Lupus tidak diturunkan, hanya 5-10% pasien Lupus yang diturunkan dalam keluarga. Sebagian besar (90%) pasien Lupus tidak mempunyai saudara ataupun orangtua yang juga sakit Lupus.

LEBIH BANYAK DIALAMI PEREMPUAN

Penyakit Lupus menyerang hampir 90% perempuan. Kini tercatat kurang lebih sekitar 5 juta pasien Lupus tersebar di seluruh dunia dan setiap tahunnya bertambah sebanyak 100.000 pasien baru.

Data di Amerika menunjukkan angka kejadian penyakit Lupus Ras Asia lebih tinggi dibandingkan ras Kaukasia. Di Indonesia jumlah penderita Lupus yang tercatat sebagai anggota YLI 789 orang, tetapi bila kita melakukan pendataan lebih seksama jumlah pasien Lupus di Indonesia akan lebih besar dari Amerika ( 1.500.000 orang).

Siapa saja yang bisa terserang Lupus ? Lupus seringkali disebut “penyakit wanita” meskipun faktanya laki- laki juga ada yang terkena. Lupus dapat diturunkan pada semua umur, namun sebagian besar pasien ditemukan pada perempuan usia produktif. Sembilan dari 10 orang dengan Lupus (Odapus) adalah wanita. Alasan mengapa Lupus lebih banyak menyerang kaum perempuan produktif, Hingga saat ini belum diketahui pasti apa penyebabnya. Jumlah terbesar penderitanya dialami oleh perempuan di usia belasan tahun (yang sudah mendapatkan menstruasi).

Selain itu penyakit Lupus juga berhubungan dengan “hormon estrogen” yang banyak di produksi oleh perempuan. Tapi, secara pasti, penyakit Lupus ini (jarang) ditemukan pada anak-anak usia balita atau wanitamenopouse. Pada perempuan usia subur dengan laki-laki perbandingannya adalah : 10 : 1 dan perbandingan ini akan mengecil pada kelompok perempuan usia menopuse.

Karena dialami oleh perempuan di usia subur, penyakit Lupus ini dapat menganggu kehamilan (terjadinya abortus, gangguan perkembangan janin/bayi mati sebelum dilahirkan). Terdapat peningkatan risiko dari aktivitas penyakit selama 3 atau 4 minggu setelah kehamilan.. Ada pula penyakit Lupus yang baru dijumpai pada saat kehamilan atau setelah melahirkan. Tetapi hal ini bukan berarti kaum perempuan harus ketakutan untuk mendapatkan keturunan. Kesuburan perempuan dengan Lupus tidak berpengaruh edngan penyakitnya. Data YLI menyebutkan banyak Odapus yang bisa memperoleh keturunan dengan keadaan bayi dalam kondisi sehat.

Bagi kaum perempuan yang mengalami Lupus diperbolehkan untuk hamil, memperoleh keturunan, di bawah pengawasan dokter secara penuh. Para dokter umumnya akan menganjurkan bagi pasien Lupus yang berat, apabila sudah memiliki anak sebaiknya tidak memiliki anak lagi selama masa kehamilan harus selalu kontrol secara teratur ke dokter ahli pemerhati Lupus untuk Lupusnya dan dokter kandungan untuk kehamilannya.

MASIH MISTERIUS

Penyakit Lupus sampai sekarang ini masih misterius. Walaupun penyakit ini sudah terdeteksi selama 150 tahun lebih tapi hingga kini belum diketahui secara pasti apa penyebabnya dan cara penyembuhan secara tuntas. Selama ini upaya yang dilakukan para tim medis ? hanya sebatas untuk menekan – mengurangi gejala lupus . Bahkan rumah sakit yang khusus menangani penyakit ini belum tersedia – masih sebatas rumah sakit atas rujukan dokter setempat. Sehingga Lupus dianggap sebagai penyakit autoimmune disease yang paling menonjol beberapa tahun belakangan ini.

Definisi Lupus

Lupus adalah penyakit kronik / menahun, merupakan penyakit daya tahan tubuh atau disebut penyakit “autoimun” artinya kekebalan / perlindungan (immune) terhadap jaringan tubuh sendiri ( auto ). Pada manusia normal, sistim kekebalan tubuh akan membuat antibodi yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai macam virus, kuman, atau bakteri dan benda?benda asing lainnya. Benda?benda asing ini disebut antigen. Pada penyakit autoimune seperti Lupus, sisitim kekebalan kehilangan kemampuan untuk melihat perbedaan antara substansi asing dengan sel dan jaringan tubuh sendiri. Pada Lupus produksi antibodi ini terlalu berlebihan. Sayangnya saking berlebihan antibodi ini tidak “menyerang” pada “kuman atau musuhnya” tetapi justru “menyerang” sistim kekebalan sel dan jaringan tubuh sendiri. Antibodi seperti ini disebut “auto-antibodi” bereaksi dengan antigen “sendiri” membentuk kompleks imun . Kompleks imun yang terdapat dalam jaringan dapat menyebabkan peradangan, luka pada jaringanan rasa sakit. Sistim kekebalan ini tidak mengenal mana teman mana lawan.

Lupus dikatakan “great imitator”(peniru yang ulung) / “mimikri” (menyerupai penyakit lain), bukan satu jenis penyakit, amat heterogen. Gejala Lupus dapat terjadi dari ringan sampai berat. Gejala pada sebagian Odapus cukup ringan. Sedangkan bagi yang lainnya, lupus bisa menjadi masalah serius dan dapat berakibat fatal bahkan mengancam kelangsungan hidupnya.

Penyebab Penyakit Lupus

Penyebab munculnya penyakit Lupus ini hingga kini masih belum diketahui secara pasti “apa penyebab”nya. Namun yang pasti gejala-gejala umum dari penyakit lupus ini bervariasi, mulai dari gejala yang ringan (hanya mengenai bagian kulit dan persendian) sampai pada gejala serius yang dapat mengancam jiwa manusia jika lupus menyerang organ vital. Karena itu kenalilah semenjak dini bila anda merasakan adanya keluhan dari gejala-gejala umum yang terdapat penyakit lupus.

Perlu diingat bahwa Lupus adalah “Bukan” penyakit menular, bukan penyakit AIDS, bukan penyakit kelamin serta bukan penyakit kanker. Lupus adalah penyakit kelainan antibodi .

Pada penyakit Lupus :

  • Sistem kekebalan tubuh (zat antibodi-nya) justru menyerang diri sendiri dan menjadi perusak sehingga menimbulkan gejala Lupus. Dengan kata lain, penyakit Lupus ini disebut sebagaiautoimun = sistem kekebalan tubuh tidak mengenal mana teman atau lawan. (Kelebihan antibodi)
  • Bukan jenis penyakit virus, kuman atau bakteri.
  • Faktor penyebab munculnya gejala Lupus hingga kini belum diketahui dengan pasti.
  • Lebih banyak perempuan dibandingkan dengan laki-laki.
  • Sebagian besar ditemukan pada perempuan usia produktif.
  • Apabila terjadi infeksi, masih bisa diobati.
  • Bukan jenis penyakit menular.

JENIS-JENIS PENYAKIT LUPUS

Jenis-jenis penyakit Lupus ada 3 yaitu :

1. Discoid Lupus – organ tubuh yang terkena hanya bagian kulit!

Dapat dikenali dari ruam yang muncul dimuka, leher dan kulit kepala, ruam di sekujur tubuh, berwarna kemerahan, bersisik, kadang gatal. Pada Lupus jenis ini dapat didiagnosa dengan menguji biopsi dari ruam. Pada discoid lupus hasil biopsi akan terlihat ketidak normalan yang ditemukan pada kulit tanpa ruam. Dan, jenis ini pada umumnya tidak melibatkan organ-organ tubuh bagian dalam. Oleh karena itu, tes ANA (pemeriksaan darah yang digunakan untuk mengetahui keberadaan sistemik lupus – hasilnya bisa saja bersifat negatif pada pasien pengidap discoid lupus. Akan tetapi pada sebagian besar pasien dengan jenis discoid lupus ? hasil pemeriksaan ANA-nya positif, tetapi masih dalam tingkatan atau titer yang? rendah. 10% pasien Discoid dapat menjadi SLE.

2. Drug-Induced Lupus – lupus yang timbul akibat efek samping obat.

Pada lupus jenis ini baru muncul setelah odapus menggunakan jenis obat tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Ada 38 jenis obat yang dapat menyebabkan Drug Induced. Salah satu contoh faktor yang mempengaruhi DIL adalah akibat penggunaan obat-obatan hydralazine(untuk mengobati darah tinggi) dan procainamide (untuk mengobati detak jantung yang tidak teratur). Tapi tidak semua penderita yang menggunakan obat-obatan ini akan berkembang menjadi drug induced Lupus, hanya sekitar 4% orang-orang yang menggunakan obat-obatan tersebut yang akan berkembang menjadi drug induced dan gejala akan mereda apabila obat-obatan tersebut dihentikan. Gejala dari drug-induced lupus (DIL) serupa dengan sistemik lupus. Umumnya gejala akan hilang dalam jangka waktu 6 bulan setelah obat dihentikan. Pemeriksaan Tes AntiNuclear Antibody ( ANA ) dapat tetap positif.

3. Sistemic Lupus Erythematosus.

Lupus ini lebih berat dibandingkan dengan discoid lupus, karena gejalanya menyerang banyak organ tubuh atau sistim tubuh pasien Lupus. Pada sebagian orang hanya kulit dan sendinya saja yang terkena, akan tetapi pada sebagian pasien lupus lainnya menyerang organ vital organ : Jantung – Paru, Ginjal, Syaraf, Otak.

Namun perlu dicatat : Umumnya tidak ditemukan adanya dua orang odapus terkena Sistemik lupus dengan gejala yang persis sama. Lupus sistemik bisa masuk periode dimana, jika ada, gejalanya membaik (remisi), dan dilain waktu penyakit dapat menjadi lebih aktif ( flare up ). Gejala dari yang paling ringan sampai yang paling berat.

Faktor Penyebab Lupus

Faktor penyebab terserangnya seseorang terhadap penyakit Lupus hingga kini belum diketahui, tetapi pengaruh lingkungan dan faktor genetik, hormon diduga sebagai penyebabnya.

Faktor Genetik : Tidak diketahui gen atau gen – gen apa yang menjadi penyebab penyakit tersebut, 10% dalam keluarga Lupus mempunyai keluarga dekat ( orang tua atau kaka adik ) yang juga menderita lupus, 5% bayi yang dilahirkan dari penderita lupus terkena lupus juga, bila kembar identik, kemungkinan yang terkena Lupus hanya salah satu dari kembar tersebut.

Faktor lingkungan sangat berperan sebagai pemicu Lupus, misalnya : infeksi, stress, makanan, antibiotik (khususnya kelompok sulfa dan penisilin), cahaya ultra violet (matahari) dan penggunaan obat – obat tertentu.

Faktor hormon, dapat menjelaskan mengapa kaum perempuan lebih sering terkena penyakit lupus dibandingkan dengan laki-laki. Meningkatnya angka pertumbuhan penyakit Lupus sebelum periode menstruasi atau selama masa kehamilan mendukung keyakinan bahwa hormon, khususnya ekstrogen menjadi penyebab pencetus penyakit Lupus. Akan tetapi?hingga kini belum diketahui jenis hormon apa yang menjadi penyebab besarnya prevalensi lupus pada perempuan pada periode tertentu yang menyebabkan meningkatnya gejala Lupus masih belum diketahui.

Lupus sering kali disebut sebagai “penyakit perempuan”, meskipun faktanya ada juga laki-laki yang terkena Lupus. Lupus dapat terjadi pada semua usia anak, dewasa.

Walaupun terjadinya penyakit Lupus10-15 kali lebih banyak terjadi pada perempuan usia produktif dibandingkan dengan laki-laki. Gejala penyakit Lupus pada perempuan dan laki-laki pada umumnya adalah sama. Tetapi risiko timbulnya Lupus pada perempuan dewasa usia subur 8 kali lebih tinggi bila dibandingkan dengan laki-laki dewasa. Beberapa data menunjukkan insiden penyakit Lupus ras Asia lebih tinggi dibandingkan ras Kaukasia.

Faktor sinar matahari adalah salah satu kondisi yang dapat memperburuk gejala Lupus. Diduga oleh para dokter bahwa sinar matahari memiliki banyak ekstrogen sehingga mempermudah terjadinya reaksi autoimmune. Tetapi bukan berarti bahwa penderita hanya bisa keluar pada malam hari. Pasien Lupus bisa saja keluar rumah sebelum pukul 09.00 atau sesudah pukul 16.00 dan disarankan agar memakai krim pelindung dari sengatan matahari. Teriknya sinar matahari di negara tropis seperti Indonesia, merupakan faktor pencetus kekambuhan bagi para pasien yang peka terhadap sinar matahari dapat menimbulkan bercak-bercak kemerahan di bagian muka.kepekaan terhadap sinar matahari (photosensitivity) sebagai reaksi kulit yang tidak normal terhadap sinar matahari.

Empat puluh hingga 60% pasien SLE adalah rentan terhadapphotosensitive. Terkena cahaya matahari secara berlebihan diperkirakan sebagai faktor pemicu serangan dari penyakit SLE dan memperburuk cutaneous (discoid) lupus.

Pasien Lupus, harus menyadari bahwa sinar matahari adalah “musuh” bagi mereka. Gaya hidup yang sensitif akan memperkecil tekena dari sengatan sinar UV yang berlebihan. Aktivitas di luar gedung sebaiknya diselesaikan sebelum jam 10 pagi dan setelah jam 2 siang – saat cahaya UV kurang begitu menyengat. Pasien Lupus sebaiknya tidak berjemur atau berpanas-panas dan tidak membuat kulitnya menjadi coklat terbakar sinar matahari.

Karena itu gunakan pelindungmatahari yang dapat menghambat cahaya matahari (sunblock) dan yang menahancahaya matahari (sunscreens). Penghambatcahaya matahari (sunblock) .

Aku & Lupus, Tiara.S

SEMBUH DARI PENYAKIT LUPUS DENGAN GAMAT


Dengan ekstrak gamat emas , reaksi pengobatan beberapa kali lebih cepat dari gamat biasa.Prof. Madya DR. Hassan Yaacob dan tim dari Universitas Kebangsaan Malaysia selama 7 tahun telah melakukan penelitian terhadap khasiat ekstrak gamat. Penelitian dilanjutkan dengan kerja sama dengan Universitas Kyoto dan Universitas Nihon, Tokyo. Gamat telah terbukti banyak sekali manfaatnya bagi kesehatan. Penemuan tersebut dipatentkan pada FDA dengan No. FKY2102Bisa dibeli online di www.binmuhsingroup.com. UNTUK PEMESANAN HUBUNGI BIN MUHSIN HP: 085227044550 Tlp: 021-91913103 SMS ONLY: 081213143797@MyYM @MyFacebook @MyTwitter @MyYuwie @MyFriendster binmuhsin_group@yahoo.co.id
===

Kisah Nyata – Laporan Khusus Majalah Trubus Edisi: 441 – Agustus 2006/XXXVII, hlm. 122

Bayangan kematian menyergap benak Rachma Dwiyanti ketika dokter mendiagnosis lupus. Perempuan 32 tahun itu gontai keluar dari ruang praktek. Tiba-tiba saja ia takut menghadapi kehidupan. Maklum, sebulan silam nyawa adiknya terenggut karena penyakit itu. Haruskah ia mengikuti jejak sang adik menuju ke haribaan-Nya

Kengerian itu berawal pada sebuah siang nan terik. Ketika berlibur di Yogyakarta, alumnus Universitas Diponegoro itu menyempatkan diri ke Malioboro. Di pusat keramaian itu tiba-tiba mata kaki terasa amat nyeri, seperti dipukul palu. Tak kuasa menahan nyeri, ia pun menjerit sehingga puluhan pasang mata tertuju padanya.

Semula Rachma Dwiyanti mengira terkilir akibat kelelahan. Itu diperkuat pernyataan ahli refleksi yang ditandangi beberapa saat setelah peristiwa terjadi. Setelah dipijit satu jam, rasa nyeri lenyap. Namun, seminggu berselang, ketika Rachma kembali ke Banjarmasin, rasa nyeri kembali hinggap. Kali ini, rasa nyeri tak mempan diurut. Ia tak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya lantaran nyeri meluas. Jika kambuh, jalan menjadi susah, kata Rachma. Wanita kelahiran 21 Januari 1974 itu berbaring di tempat tidur lantaran tak berdaya melakukan aktivitas apa pun.

Selain nyeri di seluruh sendi, di tangan kerap muncul benjolan. Jika sudah begitu, ia demam dan tangan tak mampu digerakkan. Menjelang malam penghujung Mei 2005, nyeri hebat ia rasakan, sehingga berjalan pun terseok-seok. Suaminya, Muhammad Frisyal Pattisahusiwa yang baru pulang dari bekerja terkejut. Frisyal baru menyadari penyakit istrinya bukan sekedar pegal linu yang mudah disembuhkan obat warung. Ia langsung melarikan Rachma ke rumah sakit yang berjarak 40 km dari rumahnya.

4 dari 11

Diagnosis dokter menunjukkan penyakit yang diderita Rachma bukan sembarang rematik. Lantas ia dirujuk ke ahli rematologi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Di sana ia menjalani serangkaian tes imunologi dan serologi. Hasilnya, ANA (antinuclear AB) pada darah ibu 2 anak itu positif kuat. Nilai C3 hanya 72 mg/dl jauh di bawah kisaran normal, 90-180 mg/dl. Artinya ia mengidap Sistemic Lupus Erythema (SLE) yang lebih dikenal dengan sebutan lupus. ANA merupakan parameter lupus.

Jika positif berarti ada aktivitas antibodi penyebab lupus. Sedangkan C3 dan C4, bagian kelompok protein globulin darah penghambat terjadinya peradangan dan infeksi. Jika nilainya di bawah kisaran, berarti mudah terjadi reaksi radang penyebab linu. Setelah 6 bulan bergelut dengan nyeri sendi, Rachma sadar penyakitnya sama dengan penyebab kematian sang adik. Sebelumnya ia sempat curiga, tetapi dari berbagai informasi yang ditelusuri sangat jarang saudara sekandung mengidap lupus. Namun, ia merasa beruntung penyakit ini terdeteksi lebih awal dibandingkan adiknya.

Sekitar 12 tahun dokter memvonis Dina -begitu adiknya dipanggil- hanya nyeri rematik. Saat Dina merasa kesakitan ketika disentuh, anggota keluarga lain mengira ia bercanda. Lima bulan menjelang ajal barulah ketahuan ia mengidap penyakit kelebihan imun.

Kelebihan imun akibat tubuh memberi reaksi berlebih terhadap rangsangan benda asing. Kemudian tubuh memproduksi terlalu banyak antibodi atau semacam protein yang malah ditunjukan untuk melawan jaringan tubuh sendiri. Sebab antibodi yang diproduksi berupa antinuclear AB (ANA) dan Anti double stranded DNA (Anti ds DNA) yang justru merusak tubuh.

?Gejalanya biasa-biasa saja, sehingga banyak dokter yang tidak mengetahui itu adalah gejala lupus. Banyak penderita lupus yang meninggal karena tidak terdeteksi secara benar, ujar dr. Toga Iwanoff Kasjmir SpPD-KR, ahli rematologi RSCM. Gejala penyakit ini hanya berupa demam, nyeri sendi, lemah atau lesu, dan rendahnya trombosit.

Agar tidak terjadi kesalahan diagnosis, ahli-ahli medis menggunakan daftar 11 kriteria ARA (American Rheumatism Association) untuk mendiagnosis lupus. Di antaranya ruam diskoid atau bercak putih di wajah, ruam malar kupu-kupu, radang selaput paru-paru atau jantung, dan kelainan ginjal protein dalam air kencing melebihi 500 mg/24 jam.

Indikasi lain, radang sendi non-erosif pada 2 sendi atau lebih, kelainan darah seperti anemia, leukopenia, trombositopenia, fotosensitivitas (sensitif terhadap sinar matahari), dan kelainan sistem saraf kejang atau kelainan jiwa.

Sariawan di rongga mulut dan tenggorokan, kelaian immunologi (anti ds DNA positif, anti antibodi positif atau sel LE positif), anti-antibodi positif atau sel LE positif), dan kadar antibodi -antinuklir (ANA) abnormal) juga menjadi pertanda serangan lupus. Jika terdapat 4 gejala dari 11 parameter di atas, maka seseorang didiagnosis mengidap lupus.

Sayangnya, gejala itu muncul dalam waktu panjang, kata dokter alumnus Universitas Indonesia itu. dari satu gejala ke gejala lain kerap berselang satu tahun.

WAJAH REMBULAN

Untuk mengatasi lupus, Rachma menenggak obat-obat mengandung steroid dan metrotreksit untuk kanker. Obat itu dikonsumsi agar serangan lupus tidak meluas ke organ tubuh lain. Namun, mengasup bahan kimia itu justru menambah penderitaan.

Tiga gigi saya patah dalam satu tahun, kata Rachma. Steroid memang bahan kimia pengeropos kalsium tulang dan gigi. selain itu, wajahnya membulat -dikenal dengan istilah moonface (wajah rembulan)-, kulit kering, rambut rontok, tulang punggung linu setiap saat, asam urat meningkat, dan lambung perih. Walau begitu, Rachma tetap mengkonsumsinya. Sebab, obat-obatan lupus memang hanya steroid.

Awal Maret 2006, Rachma membaca artikel Trubus tentang gold-g tripang jeli gamat(sea cucumber) mengendalikan lupus sendi. Lantaran ingin mempercepat kesembuhan, Rachma langsung mencobanya. Setelah seminggu mengkonsumsi, penderitaannya berkurang. Linu hilang, rambut menjadi tebal, kulit kembali kenyal dan halus. Sebelumnya, efek steroid membuat kulit Rachma kusam dan kering.

Kabar gembira itu juga dibuktikan melalui tes laboratorium setelah satu bulan konsumsi gamat (tripang). Hasilnya, niai ANA negatif, C3 sebagai aktivitas protein antibodi berkisar normal dengan angka 98 mg/dl, C4 meningkat ke angka 20 mg/dl, dan Laju Endap Darah 19 mm/jam. Ginjalnya diperiksa untuk mengetahui efek samping konsumsi gamat emas. Nilai uretum 15 mg/dl, tetap pada ambang batas 13-43 mg/dl dan kreatinin 0,6 mg/dl, pada kisaran normal 0,5-0,9 mg/dl.

Dokter bilang, lupus saya lebih terkendali, kata Rachma. Kesehatan itu dapat bertahan asal ia menghindari matahari langsung pada pukul 10.00-15.00, istirahat cukup dan mengasup makanan bergizi.

Menurut Howard Benedikt, MS, DC ahli nutrisi dari Long Island University, Amerika Serikat, menyebutkan vitamin E, omega-3 EPA, dan kelompok antioksidan gamat atau sea cucumber berpengaruh dalam pembuangan sitokinin. Hasil temuan Dr. Mittchell Kurk direktur medis Biomedical Revitalization Center of Laurence, New York, menunjukkan gamat meningkatkan kesehatan fisik bagi 70% pengidap radang atau linu sendi, tanpa efek samping. Sebab teripang jeli gamat memiliki komponen kondroprotektif yang memperbaiki tulang muda dengan merangsang metabolisme anaboliskondrosit serta menghambat reaksi katabolisme saat peradangan.*